Rabu, 30 September 2020

Kelemahan dan Kelebihan Dakwah secara Online dan Offline


Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a. Dalam

ilmu bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim mashdar” kata ini berasal dari fi’il (kata

kerja) ”da’a-yad’u” yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan

dan permintaan.

Menurut pendapat ulama Bashrah, dasar pengambilan kata dakwah itu adalah dari kata mashdar

yakni da’watan yang artinya panggilan. Sedangkan menurut ulama Kuffah perkataan dakwah itu

diambil dari akar kata da’aa yang artinya telah memanggil.

Adapun definisi Dakwah secara istilah menurut para ahli, antara lain:


1. Menurut Syekh Ali Mahfudz

“Dakwah adalah mendorong manusia kepada kebaikan dan petunjuk, memerintahkan

perbuatan yang diketahui kebenarannya, melarang perbuatan yang merusak individu dan

orang banyak agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.


2. Menurut Muhammad Kidr Husain dalam bukunya Dakwah Ila Ishlah “Dakwah adalah upaya

memotivasi seseorang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk dan melakukan amar

ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan

di akhirat”. 


3. Menurut Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Ma’allah:” Bahwa dakwah adalah program

pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk memberikan

penjelasan tentang tujuan hidup.”


Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa dakwah adalah segala usaha yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, membimbing manusia baik secara perorangan, maupun kelompok dalam mengaktualisasaikan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, dengan menggunakan berbagai media maupun cara yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan kondisi mad’u atau sasaran dakwah.


Tujuan dakwah secara umum menurut Munir adalah mengubah perilaku sasaran agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga maupun sosial kemasyarakatnya, agar mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Sedangkan tujuan dakwah secara khusus dakwah merupakan perumusan tujuan umum sebagai perincian daripada tujuan dakwah. Dakwah saat ini pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan dahulu, hanya saja metode dan media yang digunakan lebih variatif. Ada beberapa kelemahan dakwah saat ini diantaranya:


Kelemahan pada dakwah online di mana tidak adanya kedekatan antara penceramah dan pendengar. dakwah tatap muka lebih efektif dalam segi ikatan batin yang kuat. "Orang-orang yang datang ke majelis punya ikatan batin yang kuat itu yang membedakan dengan dakwah secara online. Mereka sudah ada niat untuk datang ke majelis untuk mendengarkan ceramah atau sense untuk menerima ilmu sudah terbuka dengan adanya niat. Orang-orang bisa bersinergi dengan pendakwah, yang ceramah pun bisa lihat apakah materinya bisa diterima atau tidak dari gerak-gerik mereka, misalnya pendakwah memberikan materi yang susah maka audiensnya diam saja karena mungkin sulit menerima materi itu," paparnya.

Dalam dakwah online, pendakwah tidak tahu apakah materinya dapat diterima atau dimengerti oleh audiens yang jumlahnya bisa mencapai jutaan. Interaksi secara langsung lebih mengena dibandingkan menyaksikannya di layar kaca.

Kelemahan dakwah oofline terletak pada penyampaiannya yang terbatas hanya untuk jemaah yang datang saja. "Dakwah langsung juga punya kekurangan seperti audiens yang terbatas ilmunya muter-muter aja di situ. Beda dakwah online yang menyebar luas, orang dari belahan dunia mana gitu bisa menrima ilmu yang diberikan dalan konten apapun baik teks, lagu, video. ya masing-masing punya kelebihan dan kekurangan,"


Strategi Dakwah di Masa Pandemi Covid-19

 

Strategi Dakwah di Masa Pandemi Covid-19

Transformasi dakwah di masa pandemi covid-19 menjadi salah satu strategi dakwah yang dilakukan oleh para dai. Transformasi ini dilakukan secara struktural, oleh karena itu, dengan strategi dakwah ini dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan nilai-nilai islam. Transformasi dakwah di masa pandemi covid-19 sekarang ini. Platform-platform media sosial dan media online lainnya yang berbasis virtual yang tersedia menjadi salah satu cara alternatif untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Ini dianggap sebagai salah cara yang cukup efektif karena mudah dijangkau.

Pada masa sebelum terjadi pandemi covid-19, dakwah disampaikan tanpa melalui media dan dilakukan secara langsung dengan bertatap muka antara dai dan mad’u. Sekarang ini, media menjadi paling utama untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan keagamaan. Selama masa pandemi covid-19, dakwah merupakan salah satu cara untuk melakukan perubahan sosial baik secara individu maupun secara kelompok. Masyarakat membutuhkan bimbingan secara spritual karena sebelumnya banyak beraktivitas yang cukup menguras tenaga dan pikiran sehingga terjadi krisis spiritual. Oleh karena itu, transformasi dakwah di masa pandemi sekarang ini, yang semula hanya dilakukan secara klasik, sekarang berubah menjadi serba berbasis media online. Di masa pandemi covid-19 juga membuat ritual-ritual keagamaan juga berpengaruh seperti kegiatan haji dan umrah.

Berdasarkan hasil keputusan pemerintah dengan berbagai macam pertimbangan khususnya dari segi kesehatan, maka pelaksanaan kegiatan haji maupun umrah untuk sementara ditiadakan. Oleh karena itu, maka kegiatan manasik haji dan umrah juga ditiadakan. Pandemi covid-19 menjadikan dan memaksa manusia selalu berpikir kreatif. Dengan media sosial dan media online yang berbasis virtual dapat membuat masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan informasi tanpa harus mengeluarkan tenaga untuk mendatangi suatu majelis, akan tetapi cukup dengan mengaktifkan media online berbasis virtual, maka kajian keislaman dapat terakses dan dapat diikuti dengan mudah dan lebih efektif. Hakikat tranformasi dakwah di masa pandemi covid-19 ini, agar membuat masyarakat khususnya umat Islam agar lebih mudah dalam mendapatkan informasi terkait dengan keIslaman yang dapat memberikan kemudahan sehingga terjadi perubahan dari segi spiritual dengan berbasis nilai nilai agama.

Dengan terjadinya covid 19, maka turut mempengaruhi pola pikir masyarakat. Transformasi dakwah dengan melalui media online dan teknologi lainnya dianggap cukup efektif dalam menyebarkan pesan-pesan agama dan menjadi suatu kebutuhan masyarakat khususnya umat islam yang sebelumnya terjadi distorsi secara spiritual. Oleh karena itu, dengan tranformasi dakwah ini menjadi salah satu cara alternatif baik menyampaikan maupun dalam mendapatkan pesan-pesan agama.

Dengan menggunakan Sosial Media yang sudah sangat canggih, dimasa sekarang ini tentunya hal ini sangat dapat membantu dan menggantikan kegiatan berdakwah, dimana hal ini tentunya bisa digunakan para ustad,  pendeta dan lainnya dengan optimal.

 

Dakwah yang disampaikan melalui Sosial Media untuk masyarakat dalam situasi seperti sekarang ini sangatlah penting, itu karena masyarakat sangat perlu dukungan secara Moral dan Mental, karena dalam situasi seperti ini banyak masyarakat menjadi Resah, Stres, sehingga menghambat sesuatu yang seharusnya dilakukan. Dengan dakwah yang tetap disebarkan di dalam Sosial Media tentunya akan lebih membantu masyarakat agar selalu melakukan hal-hal yang positif dan tidak menegangkan saraf.

Bahkan sebelum adanya masa pandemi Covid-19, sudah banyak para tokoh agama yang mempublikasikan dakwah-dakwahnya di Sosial Media.

 

Seperti dapat melihat dakwah-dakwah melalui YouTube, Instagram, Facebook dan Twitter.

 

Dalam masa pandemi Covid-19 konten-konten Dakwah dalam Sosial Media akan bertambah banyak pastinya, dan banyak juga masyarakat yang berpartisipasi dalam mengikuti konten dakwah tersebut, karena untuk mendengarkan dakwah sudah tidak usah pergi terlalu jauh karena sudah terbantu dengan adanya Berdakwah Di Sosial Media.

 

Dengan demikian, di masa pandemi Covid-19 ini masyarakat dapat memanfaatkan Sosial Media dengan baik, dengan diharuskannya Stay At Home, bukan berarti membuat kita hanya bermalas-malasan, dengan adanya Sosial Media kita biasa melakukannya dengan seribu kebaikan-kebaikan, dan memenuhi tuntutan berdakwah.

Senin, 28 September 2020

Dampak Negatif Covid-19 dalam dunia Pendidikan

 

 

Tidak ada pembelajaran di ruang kelas

Beberapa waktu belakangan ini semua pembelajaran secara langsung telah ditiadakan. pelajaran  yang  biasanya  dilakukan  di  dalam  kelas  dengan  suasana  dengan  banyak teman  harus  berbanding  terbalik  dengan  belajar  di  rumah saja.  Apalagi  dengan  melihat  kemampuan  yang  dimiliki setiap  peserta  didik  berbeda  serta  daya  serap  masing- masing peserta didik pasti berbeda. Hal ini secara otomatis akan berdampak pada prestasi dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran.

Ini merupakan dampak Corona bagi pendidikan yang paling jelas terlihat dan dapat dirasakan oleh semua orang. Meskipun begitu, pembelajaran tetap berjalan secara online. Baik murid atau mahasiswa dan juga guru atau dosen harus beradaptasi dengan situasi ini.

Kesenjangan sumber daya

Saat semua jenis pembelajaran dari rumah dilakukan secara online, besar kemungkinan terdapat kesenjangan dari segi fasilitas. Pasalnya, tidak semua murid atau mahasiswa memiliki fasilitas yang memadai. Baik itu gadget, koneksi internet, atau bahkan listrik. smartphone sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Selain itu, diperlukan koneksi internet atau sinyal yang bagus dalam mengakases aplikasi-aplikasi tersebut. Koneksi internet memiliki pengaruh yang besar karena jika koneksi internet yang digunakan itu buruk, maka proses pembelajaran akan terhambat, baik dari segi penyampaian atau pemahaman. Selain koneksi internet, biaya untuk membeli kuota juga menjadi bagaian dari permasalahan PJJ.

Pada masa pandemi ini membuat keadaan ekonomi menurun yang mengakibatkan pemasukan keuangan ikut menurun. Menurunnya pemasukan menjadi penghambat pendidik atau peserta didik dalam membeli kuota, akibatnya pihak yang bersangkutan tidak bisa mengikuti proses pembelajaran. Selain permasalahan tentang smartphone dan gangguan lainnya, kurangnya pengetahuan tentang teknologi dapat menjadi penghambat proses pembelajaran.

Banyak murid yang selama ini bergantung pada fasilitas pendidikan yang disediakan oleh sekolah dan juga kampus.  Apalagi, murid dan mahasiswa yang tinggal di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Terluar) sulit mendapatkan fasilitas pendukung pembelajaran online.

Proses belajar terasa lebih berat

Beberapa murid dan mahasiswa merasa bahwa pembelajaran dari rumah terasa lebih berat dari sebelumnya. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh The Conversation, beberapa orang tua murid menyarankan agar pembelajaran jarak jauh tidak terbatas pada pemberian tugas saja. Ada baiknya jika sesi penyampaian materi juga diperbanyak, agar murid dapat benar-benar merasa seperti belajar dan tidak hanya diberi tugas saja.

 

Minggu, 20 September 2020

KHUTBAH JUM’AT SEBAGAI MEDIA DAKWAH STRATEGIS

 

     Sholat Jum’at adalah sholat jama’ah yang diwajibkan atas setiap laki-laki dewasa muslim (wajib ain) yang mukim untuk mengikutinya baik itu di masjid, di gedung, maupun di tempat -tempat lainnya yang sah untuk sholat.

    Yang paling menarik dari ibadah sholat Jum’at adalah adanya khutbah Jum’at yang disampaikan oleh khotib sebelum dilaksanakannya sholat jum’at. Artinya setiap jumat kaum muslimin laki-laki, baik tua maupun muda, buruh maupun majikan, gu ru maupun murid, dosen maupun mahasiswa, kuli maupun pedagang, sipil maupun militer, dan lain -lain senantiasa berkumpul untuk melaksanakan dan mengikuti khutbah Jum’at. Khutbah Jum’at merupakan salah satu media yang strategis untuk dakwah Islam, karena ia bersifat rutin dan wajib dihadiri oleh kaum muslimin secara berjamaah. 

Pertama, saat itu seluruh kaum muslimin, khususnya laki -lakiyang tidak sakit, tidak gila, dan tidak dalam keadaan bepergian, di masing-masing teritorial berkumpul di tempat -tempat sholat Jum’at. Dan mereka wajib meninggalkan pekerjaan apapun yang mereka lakukan untuk berkonsentrasi melaksanakan sholat Jum’at. Bahkan, anak-anak yang sebenarnya belum baligh pun banyak kita jumpai ikut sholat jama ’ah. Forum ini adalam forum kaum muslimin paling lengkap. Tidak ada forum sepenting itu bagi kaum muslimin. Artinya, forum itu adalah kesempatan bagi para khotib untuk bertemu dengan seluruh muslim yang ada di lokasi tersebut. 

Kedua, forum sholat Jum’at adalah forum tetap dan rutin yangsenantiasa akan terjadi selama ada komunitas. Artinya, forum tersebut bisa dipastikan selalu siap menerima kedatangan khotib secara rutin seminggu sekali sehingga bisa diprogram untuk diarahkan pada pembinaan yang sistematis melalui khutbah dan nasihat para khotib.

 

Ketiga, forum tersebut dihadiri oleh jamaah yang secarapsikologis siap menerima nasihat karena datang untuk niat ibadah kepada Allah SWT sehingga memiliki situasi keruhanian yang tebal. Artinya, forum dalam kondisi siap untuk patuh kepada Allah SWT dan siap menerima nasihat -nasihat yang mengarah kepada ketaqwaan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Dengan demikian khatib bisa selalu menanamkan sikap ketaqwaan kepada jamaah agar benar -benar taqwa (haqqo tuqaatih) kepada Allah SWT pada seluruh aspek kehidupan dan seluruh peraturan Allah SWT, baik dalam masalah aqidah, ibadah, akhlaq, math’umat, malbusat, mu’amalah, maupun uqubat.

 

 

K e e m pat, forum tersebut berdurasi singkat (10 menit ataupaling panjang 15 -20 menit), tidak ada tanya jawab, dan haram diinterupsi. Artinya, forum tersebut siap mendengarkan segala apa yang dikatakan khotib dalam nasihat -nasihatnya. Oleh karena itu, khotib harus betul -betul mengefektifkan kata -katanya (qaulan sadiida) sehingga betul -betul masuk ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Khotib hendaknya menghindari kata -kata yang tidak perlu dan menghindari pengulangan kecuali untuk penekanan dan penguatan makna. Jangan sampai jamaah bosan, mengantuk, dan tertidur. Kata – kata singkat, padat, jelas dan disampaikan dengan suara yang tegas dan keras (nyaring) dan mimik yang serius, sehingga benar -benar ditangkap secara serius, penuh perhatian, dan sami’na waq atho’na. Suasana ritual tetap harus terjaga.

Kamis, 17 September 2020

Mutualisme Simbiotik Masyarakat Dakwah dan Masyarakat Politik

 

Mutualisme Simbiotik Masyarakat Dakwah dan Masyarakat Politik

            Ditengah masyarakat, agama (dalam konteks ini dakwah) dan politik merupakan lembaga masyarakat yang menghasilkan nilai-nilai tertentu dan pengaruh-pengaruh tertentu. Keduanya berjalan beriringan hingga tercipta adanya praktis Dakwah politik dan Politik Dakwah sebagai bentuk mutualisme simbotik. Berdakwah dapat dilakukan melalui berbagai jalur seperti pendidikan, perdagangan, dan politik itu sendiri. Banyak aktifis dakwah yang menjalankan kegiatan dakwahnya melalui politik. Maka, Dakwah Politik adalah kegiatan berdakwah melalui jalur politik.

            Sedangkan Politik Dakwah, dengan politik sebagai tujuannya, adalah kegiatan berpolitik yang dilakukan oleh para aktifisnya melalui jalur dakwah. Politik cenderung menggunakan segala cara untuk melancarkan apa yang ingin dicapainya termasuk menggunakan kegiatan dakwah yang populer ditengah masyarakat. Ini berbeda dengan Dakwah Politik yang tujuan utamanya adalah berdakwah. Politik dakwah lebih menonjol untuk mendapatkan perhatian masyarakat dakwah/mad’u untuk suatu kedudukan.

            Politik Dakwah adalah suatu cara yang dipakai orang-orang yang murni dari dunia politik yang sengaja menggunakan dakwah sebagai sarana memperoleh dukungan untuk mereka

            Robert M. Maclver dalam bukunya the emergence of government, menguraikan bagaimana seharusnya menata susunan masyarakat agar mampu mengelola konflik kepentingan antar individu dan antar kelompok dengan cara menempatkan kekuatan ketiga sebagai stabilisator, yaitu dengan membentuk pemerintah ditengah masyarakat. Dari sini, harus ada aktifis dakwah yang masuk ke ranah politik dan menjadi pemerintah sebagai kontrol sosial masyarakat dan menjalankan aksi dakwahnya. Dengan adanya ummat islam atau aktivis yang menjadi pemerintah, kegiatan dakwah akan semakin mudah berjalan atas hukum masyarakat yang patuh atas pemerintahnya.

            Dakwah melalui jalur politik / Dakwah Politik sudah ada sejak zaman nabi Muhammad SAW. Atas kedudukannya, Rasulullah dapat memperluas daerah kekuasaannya sekaligus menyebarkan islam hingga ke banyak belahan dunia. Dakwah Politik disini benar-benar mengartikan dakwah sebagai tujuan utama dan politik sebagai jalan atau cara mencapai tujuan tersebut, yakni berdakwah.

            Di Indonesia, berdakwah melalui jalur politik sudah dilakukan sejak para pendiri Republik Indonesia, termasuk didalamnya tokoh-tokoh ulama islam, konon bersepakat menerima konsep-konsep atau kaidah-kaidah politik modern, yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam. serta banyak juga tokoh-tokoh islam yang berasal dari ormas dengan misi berdakwah yang kemudian masuk dalam dunia politik dan mencalonkan diri menjadi pemerintah. Juga partai-partai politik yang berlatar belakang islam.

            Dilain sisi, setiap pentas politik digelar, para ulama dan tokoh agama (termasuk ustad, pemimpin ormas keagamaan, penceramah, pimpinan istitusi agama, akademisi dan intelek muslim) ikut sibuk menjadi ‘corong’ politisi dan kandidat atau pasangan calon (paslon) tertentu. Pemuka agama yang memang memiliki hati pengikutnya dalam forum-forum dakwah, tentu akan sangat mudah mempengaruhi mad’u nya untuk cenderung memihak kandididat politik tertentu. Masyarakat/mad’u pasti telah percaya pada tokoh agama yang dianggap lebih berilmu darinya. Hal ini lebih dimanfaatkan oleh oknum-oknum politisi demi mendapat kedudukan melalui pemuka agama yang memiliki hati masyarakat banyak hingga mendapat kepercayaan banyak

            Politikus tersebut akan mendatangi satu pemuka agama dan melakukan negosiasi agar pemuka agama tersebut mendukung dirinya. Maka tak heran jika saat ini banyak paslon yang terang-terangan mengakui satu ulama berada dibelakangnya demi menarik kepercayaan pengikut/mad’u ulama tersebut.

            Kepercayaan yang didapatkan tersebut menjadi suatu kepercayaan yang disebut sebagai input. Kepercayaan menjadi sumber legitimasi dalam proses awal suaru pemerintahan. Kepercayaan masyarakat diwujudkan dalam pemberian suara pada pemilihan umum terhadap pemerintah (partai politik) yang akan memerintah atau dipercaya. Sisanya, atau kepercayaan sebagai output adalah pemenuhan janji atau pemenuhan kebutuhan dan kepentingan masyarakat oleh kepemerintahannya nanti

            Islam sendiri, ketika Allah memerintahkan umatnya untuk memilih pemimpin terbaik, maka secara tidak langsung islam memerintahkan umatnya untuk hidup sadar politik atau melek politik

            Dari penjelasan tersebut, masyarakat politik dan masyarakat dakwah bisa saling bekerja sama dan melakukan hubungan mutualisme yang menguntungkan bagi keduanya dan mencapai tujuannya masing-masing.

 


Sabtu, 05 September 2020

Rasululloh sebagai shohibudda'wah dan kondisi masyarakatnya

 

Rasululloh sebagai shohibudda'wah dan kondisi masyarakatnya

 

     Muhammad menerima kenabian dan kerasulan pada usia 40 tahun, yang ditegaskan dengan turunnya wahyu pertama dari Allah Swt. Melalui perantara malaikat jibril, yakni 5 ayat pertama dari surah al-Alaq pada 17 Ramadhan, senin 13 tahun sebelum hijrah ke Madinah segabai ayat-ayat pertama turun dan merupakan permulaan dakwah islam. Nabi mulai berdkwah menyampaikan agama islam terbagi menjadi 2 periode

 

1. Periode Mekkah

Dakwah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah)

Sebelum datangnya islam kota mekkah merupakan pusat kegiatan agama bangsa arab di ka'bah lah tempat patung yang dijadikan saeana objek peribadatan mereka.

Upacara-upacara ritual dalam bentuk permusrikan sudah menjadi tradisi yang sangat kuat dalam masyarakat. Untuk mengubah situasi mudah diperlukan orang yang tangguh dan terakhir bijak. Maka dari itu diperlukan orang yang benar-benar teruji kesabaran, ketulusan, keteguhan, kecerdasan, arif, memiliki wawasan yang luas serta bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai mad; u. Satu-satunya manusia yang mampu mengubah kondisi masyarakat pada saat itu adalah Muhammad Saw. Dialah yang diberi Allah hikmah untuk memperingaaati kepada kaumnya tentang syirik kufur dan bentuk-bentuk kerusakan lainnya.

 

1) Mengagungkan Allah Dalam tugas beratnya, Nabi Muhammad Saw diwajibkan mengagungkan Allah. Menyadari dalam ingatannya bahwa Allah swt Mahaagung, Mahabesar Dengan demikian dia akan menahan derita dalam tabah dalam merealisasikan tugasnya.

2) Menyucikan diri. Menyucikan pakaian yaru kmayah yang dipakai dalam bahasa Arab untuk maksud menyuctkan liwa dan hati menyu cikan akhlak dan amalan Dalam menjalankan dakwahnya, dan terlebih dahulu harus membersihkan diri, liwa akhlak batin dan perbuatannva

3) Menlauhkan syirik Selak sebelum datangnya risalah tslam Muhammad telah menuauhkan diri dari syirik dan kelaharan kelahatan besar namun Allah swt luga memberi bimbingan agar la menlauhkan diri dari kelahatan-kejahatan besar Bimbingan sepertiini, pada hakikarnya lebih ditulukan kepada para kader dau setelah Nabi

4) tangan yang mengharap balas lasa Dalam menalankan tugas dakwah yang membutuhkan banyak pengorbanan usaha dan penderitaan Nabi Muhammad saw dibimbing agar tidak mengharap pahata dari usahanva uru Tetapi harus berluang sendiri-sendiri mara dalam me realisasikan tugas dakwahnya karena Allah swt Sabar menjalan, penderitaan karena tugas uru berar dan Sulit Allah swt membimbing Muhammad saw agar sabar dan tabah dalam menerima dan menalan penderitaan Dakwah perjuangan yang memakan waktu Maka dari itu satu satunya malan dan sikap adalah kesabaran menjalani penderitaan karena Alah

Rasulloh Saw. Memulai dahwahnya dengan sembunyi-sembunyi sasarannya dimulai dari orang-orang terdekat. Diawali dari keluarga lalu sahabat kemudian orang-orang baik yang dikenalnya, mereka tahu bahwa nabi adalah orang yang jujur ​​dan baik. Mereka inilah yang dalam sejarah islam disebut As-Saabiqunal awwalun (generasi pertama yang masuk islam), yakni Khadijah binti Khualid, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Kharitsah dan Abu Bakar Shiddiq. Rumah Arqom bin Al Makhzumi yang sering dijadikan tempat pertemuan rahasia, oleh nabi digunakan untuk mrngajarkan islam kepada pengikutnya. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan nabi selama 3 tahun.

Dakwah secara terang-terangan (jahriyyah)

  Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur'an Surah 26 asy-syu'ara (para penyiar): 214-216. (Dan berikanlah peringatan kepada kerbarat-kerabatmu yang teerdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang orang beriman . Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah sebenarnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.)

            Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebagai berikut:

1.         Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, melakukan jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja'far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

2. Rasulullah SAW mengumpulkan penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka'bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.        

               Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M). Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:

1.Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.

2. Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.

3.Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).

            Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.

 Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai'atul Aqabah. Isi Bai'atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan menolak Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.

Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW

        Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy Perkumpulan dakwah Rasulullah SAW, yakni:

a.Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat dekat dengan ajaran persamaan hak dan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, ajaran ajaran Rasulullah SAW (Islam) larangannya.

b.Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang ada kehidupan sesudah mati yang hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.

c.Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.

d.Dan kaum kafir Quraisy keras dan berusaha dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarangah berhala.

Usaha-usaha kaum kafir Quraisy menolak dan menolak dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:

· Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.

· Kaum kafir Quraisy rekomendasi pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka. Caranya suatu kaum saat kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.

Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW memerintahkan 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.

Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena memperkirakan keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.

Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja'far bin Abu Thalib.

 Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut 'amul huzni (tahun duka cita).

 

Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

           Periode Dakwah Rasulullah SAW Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.

               Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, ajaran ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode Madinah.            

            Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum penduduk Yahudi Madinah, para penduduk di luar kota Madinah termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa Arab.

               Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka melihat semua ajaran Islam yang diturunkan di Mekah atau yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya yang melakukan usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.

              Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadarn itu sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.

             Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, membebaskan firman-Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2: 190, kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi.             

               Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang, tetapi bertujuan untuk:

·          Membela diri, kehormatan, dan harta.

·          Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang ingin menganutnya. (Islam)

·          Untuk meningkatkan umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.

           Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap penduduk Jazirah Arabia, tetapi juga keluar dari Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Karena itu, bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menghancurkan umat Islam dan agamanya.

 

 

 

 

       Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu: Perang Mut'ah, Perang Tabuk, Perang Badar, Perang Uhud, Perang khandaq-

Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

               Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Periode Rasulullah SAW Madinah adalah:

1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah   itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

2. Cara melaksanakan dakwah sesuai dengan Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16:12

3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya sesuai dengan $ Petunjuk Allah SWT dalam Surah Ali Imran, 3: 10 \ $ \\

4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata-mata, bukan untuk mendapatkan popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.

 

Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam

a. Membangun Masjid

        Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah adalah Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barata daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah.Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-royong oleh kaum Muhajirin dan Ansar, yang peletakan batu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat dan kelima dilaksanakan oleh sahabat terkemuka yakni: Abu Bakar ra, Umar bin Khatab ra, Utsman bin Affan ra dan Ali bin Abu Thalib kw

b. Membangun Lembaga Politik

untuk mempersatukan kaum muhajirin dalam ikatan yang lebih erat nabi membangun persaudaraan diantara mereka (ukhwah islamiyah). Kebijakan dakwah nabi adalah toleransi antar umat beragama. Nabi mengorganisasikan persemakmuran atas dasar yang umum, untuk itu nabi membuat satu perjanjian yang dikenal sebagai Konstitusi Madinah (Piagam Madinah).

c. Lembaga (Penata) Sosial

nabi memperkenalkan hukum perkawinan, rujuk, perceraian dan waris juga mengaharamkan minuman keras, perjudian, perampokan dan praktik keji lainnya.

 

Substansi dan strategi dakwah Raslullah SAW. Periode Madinah

Adapun substansi dan strategi dakah Rasulullah saw antara lain:

1. Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar. Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampung halaman mereka dipersaudarakan dengan kaum Anshar secara ikhlas dan hanya mengharap keridaan Allah SWT. Misal Abu Bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu'az bin Jabal, dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik.

2. Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam Dalam upaya menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat muslim yang dibina itu dapat dipertahankan dan bertahan, Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan dengan kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya.

      Isi perjanjiannya sebagai berikut:

Sebuah. Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan berwenang penuh terhadap anggits golongannya.

b. Lapisan Semua, baik Muslim maupun Yahudi harus tolong bantu dan saling membantu untuk melawan siapa saja yang mengubah mereka. Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar

c. Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul (Al Qur'an dan sunah).

d. Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.

 

LIPUTAN KEGIATAN PPM (Praktik Profesi Mahasiswa)

Praktik Profesi Mahasiswa (PPM) dan Job Training merupakan kegiatan intrakurikuler yang mengikat dan menjadi salah satu syarat dalam mengiku...