Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a. Dalam
ilmu bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim mashdar” kata ini berasal dari fi’il (kata
kerja) ”da’a-yad’u” yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan
dan permintaan.
Menurut pendapat ulama Bashrah, dasar pengambilan kata dakwah itu adalah dari kata mashdar
yakni da’watan yang artinya panggilan. Sedangkan menurut ulama Kuffah perkataan dakwah itu
diambil dari akar kata da’aa yang artinya telah memanggil.
Adapun definisi Dakwah secara istilah menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Syekh Ali Mahfudz
“Dakwah adalah mendorong manusia kepada kebaikan dan petunjuk, memerintahkan
perbuatan yang diketahui kebenarannya, melarang perbuatan yang merusak individu dan
orang banyak agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
2. Menurut Muhammad Kidr Husain dalam bukunya Dakwah Ila Ishlah “Dakwah adalah upaya
memotivasi seseorang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk dan melakukan amar
ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat”.
3. Menurut Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Ma’allah:” Bahwa dakwah adalah program
pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk memberikan
penjelasan tentang tujuan hidup.”
Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa dakwah adalah segala usaha yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, membimbing manusia baik secara perorangan, maupun kelompok dalam mengaktualisasaikan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, dengan menggunakan berbagai media maupun cara yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan kondisi mad’u atau sasaran dakwah.
Tujuan dakwah secara umum menurut Munir adalah mengubah perilaku sasaran agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga maupun sosial kemasyarakatnya, agar mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Sedangkan tujuan dakwah secara khusus dakwah merupakan perumusan tujuan umum sebagai perincian daripada tujuan dakwah. Dakwah saat ini pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan dahulu, hanya saja metode dan media yang digunakan lebih variatif. Ada beberapa kelemahan dakwah saat ini diantaranya:
Kelemahan pada dakwah online di mana tidak adanya kedekatan antara penceramah dan pendengar. dakwah tatap muka lebih efektif dalam segi ikatan batin yang kuat. "Orang-orang yang datang ke majelis punya ikatan batin yang kuat itu yang membedakan dengan dakwah secara online. Mereka sudah ada niat untuk datang ke majelis untuk mendengarkan ceramah atau sense untuk menerima ilmu sudah terbuka dengan adanya niat. Orang-orang bisa bersinergi dengan pendakwah, yang ceramah pun bisa lihat apakah materinya bisa diterima atau tidak dari gerak-gerik mereka, misalnya pendakwah memberikan materi yang susah maka audiensnya diam saja karena mungkin sulit menerima materi itu," paparnya.
Dalam dakwah online, pendakwah tidak tahu apakah materinya dapat diterima atau dimengerti oleh audiens yang jumlahnya bisa mencapai jutaan. Interaksi secara langsung lebih mengena dibandingkan menyaksikannya di layar kaca.
Kelemahan dakwah oofline terletak pada penyampaiannya yang terbatas hanya untuk jemaah yang datang saja. "Dakwah langsung juga punya kekurangan seperti audiens yang terbatas ilmunya muter-muter aja di situ. Beda dakwah online yang menyebar luas, orang dari belahan dunia mana gitu bisa menrima ilmu yang diberikan dalan konten apapun baik teks, lagu, video. ya masing-masing punya kelebihan dan kekurangan,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar