Rasululloh sebagai shohibudda'wah dan kondisi masyarakatnya
1. Periode Mekkah
Dakwah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah)
Sebelum datangnya islam kota mekkah merupakan pusat kegiatan agama bangsa arab di ka'bah lah tempat patung yang dijadikan saeana objek peribadatan mereka.
Upacara-upacara ritual dalam bentuk permusrikan sudah menjadi tradisi yang sangat kuat dalam masyarakat. Untuk mengubah situasi mudah diperlukan orang yang tangguh dan terakhir bijak. Maka dari itu diperlukan orang yang benar-benar teruji kesabaran, ketulusan, keteguhan, kecerdasan, arif, memiliki wawasan yang luas serta bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai mad; u. Satu-satunya manusia yang mampu mengubah kondisi masyarakat pada saat itu adalah Muhammad Saw. Dialah yang diberi Allah hikmah untuk memperingaaati kepada kaumnya tentang syirik kufur dan bentuk-bentuk kerusakan lainnya.
1) Mengagungkan Allah Dalam tugas beratnya, Nabi Muhammad Saw diwajibkan mengagungkan Allah. Menyadari dalam ingatannya bahwa Allah swt Mahaagung, Mahabesar Dengan demikian dia akan menahan derita dalam tabah dalam merealisasikan tugasnya.
2) Menyucikan diri. Menyucikan pakaian yaru kmayah yang dipakai dalam bahasa Arab untuk maksud menyuctkan liwa dan hati menyu cikan akhlak dan amalan Dalam menjalankan dakwahnya, dan terlebih dahulu harus membersihkan diri, liwa akhlak batin dan perbuatannva
3) Menlauhkan syirik Selak sebelum datangnya risalah tslam Muhammad telah menuauhkan diri dari syirik dan kelaharan kelahatan besar namun Allah swt luga memberi bimbingan agar la menlauhkan diri dari kelahatan-kejahatan besar Bimbingan sepertiini, pada hakikarnya lebih ditulukan kepada para kader dau setelah Nabi
4) tangan yang mengharap balas lasa Dalam menalankan tugas dakwah yang membutuhkan banyak pengorbanan usaha dan penderitaan Nabi Muhammad saw dibimbing agar tidak mengharap pahata dari usahanva uru Tetapi harus berluang sendiri-sendiri mara dalam me realisasikan tugas dakwahnya karena Allah swt Sabar menjalan, penderitaan karena tugas uru berar dan Sulit Allah swt membimbing Muhammad saw agar sabar dan tabah dalam menerima dan menalan penderitaan Dakwah perjuangan yang memakan waktu Maka dari itu satu satunya malan dan sikap adalah kesabaran menjalani penderitaan karena Alah
Rasulloh Saw. Memulai dahwahnya dengan sembunyi-sembunyi sasarannya dimulai dari orang-orang terdekat. Diawali dari keluarga lalu sahabat kemudian orang-orang baik yang dikenalnya, mereka tahu bahwa nabi adalah orang yang jujur dan baik. Mereka inilah yang dalam sejarah islam disebut As-Saabiqunal awwalun (generasi pertama yang masuk islam), yakni Khadijah binti Khualid, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Kharitsah dan Abu Bakar Shiddiq. Rumah Arqom bin Al Makhzumi yang sering dijadikan tempat pertemuan rahasia, oleh nabi digunakan untuk mrngajarkan islam kepada pengikutnya. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan nabi selama 3 tahun.
Dakwah secara terang-terangan (jahriyyah)
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur'an Surah 26 asy-syu'ara (para penyiar): 214-216. (Dan berikanlah peringatan kepada kerbarat-kerabatmu yang teerdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang orang beriman . Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah sebenarnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.)
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, melakukan jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja'far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2. Rasulullah SAW mengumpulkan penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka'bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M). Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
1.Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
2. Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
3.Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).
Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai'atul Aqabah. Isi Bai'atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan menolak Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy Perkumpulan dakwah Rasulullah SAW, yakni:
a.Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat dekat dengan ajaran persamaan hak dan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, ajaran ajaran Rasulullah SAW (Islam) larangannya.
b.Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang ada kehidupan sesudah mati yang hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
c.Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
d.Dan kaum kafir Quraisy keras dan berusaha dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarangah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy menolak dan menolak dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:
· Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
· Kaum kafir Quraisy rekomendasi pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka. Caranya suatu kaum saat kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW memerintahkan 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena memperkirakan keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja'far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut 'amul huzni (tahun duka cita).
Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Periode Dakwah Rasulullah SAW Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, ajaran ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode Madinah.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum penduduk Yahudi Madinah, para penduduk di luar kota Madinah termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa Arab.
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka melihat semua ajaran Islam yang diturunkan di Mekah atau yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya yang melakukan usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadarn itu sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, membebaskan firman-Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2: 190, kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi.
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang, tetapi bertujuan untuk:
· Membela diri, kehormatan, dan harta.
· Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang ingin menganutnya. (Islam)
· Untuk meningkatkan umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap penduduk Jazirah Arabia, tetapi juga keluar dari Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Karena itu, bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menghancurkan umat Islam dan agamanya.
Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu: Perang Mut'ah, Perang Tabuk, Perang Badar, Perang Uhud, Perang khandaq-
Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Periode Rasulullah SAW Madinah adalah:
1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara melaksanakan dakwah sesuai dengan Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16:12
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya sesuai dengan $ Petunjuk Allah SWT dalam Surah Ali Imran, 3: 10 \ $ \\
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata-mata, bukan untuk mendapatkan popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam
a. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah adalah Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barata daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah.Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-royong oleh kaum Muhajirin dan Ansar, yang peletakan batu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat dan kelima dilaksanakan oleh sahabat terkemuka yakni: Abu Bakar ra, Umar bin Khatab ra, Utsman bin Affan ra dan Ali bin Abu Thalib kw
b. Membangun Lembaga Politik
untuk mempersatukan kaum muhajirin dalam ikatan yang lebih erat nabi membangun persaudaraan diantara mereka (ukhwah islamiyah). Kebijakan dakwah nabi adalah toleransi antar umat beragama. Nabi mengorganisasikan persemakmuran atas dasar yang umum, untuk itu nabi membuat satu perjanjian yang dikenal sebagai Konstitusi Madinah (Piagam Madinah).
c. Lembaga (Penata) Sosial
nabi memperkenalkan hukum perkawinan, rujuk, perceraian dan waris juga mengaharamkan minuman keras, perjudian, perampokan dan praktik keji lainnya.
Substansi dan strategi dakwah Raslullah SAW. Periode Madinah
Adapun substansi dan strategi dakah Rasulullah saw antara lain:
1. Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar. Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampung halaman mereka dipersaudarakan dengan kaum Anshar secara ikhlas dan hanya mengharap keridaan Allah SWT. Misal Abu Bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu'az bin Jabal, dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik.
2. Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam Dalam upaya menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat muslim yang dibina itu dapat dipertahankan dan bertahan, Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan dengan kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya.
Isi perjanjiannya sebagai berikut:
Sebuah. Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan berwenang penuh terhadap anggits golongannya.
b. Lapisan Semua, baik Muslim maupun Yahudi harus tolong bantu dan saling membantu untuk melawan siapa saja yang mengubah mereka. Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
c. Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul (Al Qur'an dan sunah).
d. Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar